Surat delima untuk Bapak Presiden dan Rakyat Indonesia yang Menggemparkan Seluruh Nusantara

Share

Salam kangen kepada semuanya !!!

Aku berharap kalian akan semakin menyayangiku dan seperti yang aku inginkan kalian bisa menyadari peranku di Negara ini. Aku juga berharap mengapa kalian memilihku lahir di Negara ini tapi sulit menyerahkanku kepada mereka yang mungkin menganggap aku sangat bearti untuk menyambung hidupnya. Walau hanya sedetik. Aku sangat senang ditangan mereka. Mereka begitu susah payah mendapatkanku. Mereka rela berpanas - panasan, walau keringat terus mengalir dari tubuhnya. Walau luka merobek daging mereka, walau hujan membuat kulit mereka mengkerut namun mereka begitu semangat mencariku. Disisi lain ada begitu banyak orang - orang yang mendapatkanku dengan sangat mudah. Walau kuakui sebelum mereka berdiri dan memegang jabatan kesuksesan mereka, mereka juga antusias dan memerlukan otak yang cerdas dan semangat yang tinggi. Perjuangan mereka begitu kusukai. Perjuangan mereka semuanya yang disebut warga Negara Republik Indonesia untuk mendapatkanku dan saudara - saudaraku.

Aku lahir digedung yang super megah. Dijaga tentara - tentara yang hebat dan terlatih. Aku dijaga kamera yang siap 24jam tanpa lelah. Aku ditangani oleh orang - orang yang terpercaya, disiplin, taat, cerdas, mempunyai kesadaran tinggi akan nilai pengabdiannya kepada Negara. Pengamanan begitu ketat disana. Ditempatku lahir, suasananya begitu menyenangkan. Bersih, rapi, aman, peralatan - peralatan canggihpun ada banyak disina. Hingga batas waktu ditentukan untukku mengabdi kepada Negara ini. Akupun juga siap mengemban tugas ini tanpa pandang status dan kedudukan.

Pertama kali aku ditempatkan, aku masih sangat bahagia. Perjalananku dimulai dari Gedung mewah, Kemudian ketangan orang - orang yang bersih. Rumahnya bernilai jutaan. Peralatan elektronik di rumah itu lengkap dengan kebahagiannya. Tapi aku lebih sering bermain dengan anak - anak mereka. Mereka hanya menimbunku dan menjadikanku koleksi. Mereka lupa bahwa aku, di Negara ini bukan hanya untuk duduk dan berdiam diri. Aku sungguh sedih disana. Kemudian kabar baik kudengar dari rumah seberang. Disitu saudara kembarku sangat bahagia. Dia tidak hanya ditimbun, meraka terus berlari dan berpindah pindah sesuai fungsinya. Aku lega, aku ingin seperti mereka. Mereka beribu - ribu saudara kembarku yang hidup sesuai keadaan seharusnya.

Aku mendapat kabar dari saudaraku yang lain. Katanya dia sering bertemu saudara kembar kita dimasjid, gereja, pure, wihara dan rumah - rumah ibadah yang lain. Kadang ada juga dipasar, bedeng, tempat sampah, dijalanan, dan tempat - tempat kotor yang menjijikkan. Mereka ada yang terjatuh, diinjak - injak, dibanting, dilempar keperasingan. Ada juga yang terlantar di gorong - gorong dan selokan yang becek. Kabar baiknya setelah mereka ditemukan oleh anak - anak kecil dan ditukar kepedagang dengan sebungkus jajan kesukaan mereka. Mereka bertemu dengan saudara kembar kita yang lain dan saling bercerita tentang petualangan mereka. Ada yang bahagia, sedih, ada juga yang mengharukan namun mereka tetap saja tegar. Kuat seperti bahan mereka diciptakan. Mereka masih saja kuat menghadapi hitamnya dunia ini. Mereka sangat senang dapat membantu sebagian rakyat dari Negara ini. Seharusnya kalian juga bisa meniru kami. Kuat terhadap cobaan didunia ini.

Suatu hari mereka mulai menyadari ketiadaanku dalam pengabdian ini. Aku absen ber hari - hari, berbulan - bulan bahkan bertahun - tahun. Kemudian aku merasa jenuh disini. Dirumah mewah ini yang tidak seperti rumah mewah yang lain yang masih menyadari tugasku. Aku ingin kabur tapi aku tidak bisa. Aku terus berdo’a kepada Tuhan semoga Tuhan membebaskanku dari belunggu sifat kikir majikanku. Agar mereka segera luluh dan membebaskanku. Agar aku bisa membantu orang - orang diluar sana yang membutuhkan pertolonganku. Aku berharap jika kelak nanti aku berpindah tangan dan diserahkan ke majikan yang lain, mereka tidak memandang akan kemanakah aku berpetualang selanjudnya. Walau harus ketangan pengamen, peminta - minta,pelajar, pemikir, pejabat, semua sama bagiku. Tidak ada yang beda, sedikitpun. Walau orangnya berkelakuan hina, buruk, baik, ataupun berkelakuan binatang, iblis dan berkelakuan malaikat aku tidak peduli. Bukankah Tuhan itu Maha Adil dan tidak pandang bulu. Semua makhluk diberikannya rezeki masing - masing. Walaupun itu makhluk yang dianggap tidak benar

Kepada semua yang membaca pesanku ini.. pliis tolong bebaskan aku dari orang kikir ini agar aku bisa memudahkan urusan mereka yang membutuhkanku. Mereka yang masih menganggap ku berguna. Berpetualang seperti saudara - saudara kembarku yang lain. Aku ingin seperti mereka mengabdi dengan sepenuh hati kepada bangsa ini. Bantulah aku memudahkan tugasku sebagai alat tukar yang seperti seharusnya. Satu lagi, bebaskan mereka kakak - kakakku yang nominalnya lebih besar dari pada aku. Apa sih.. istimewanya aku hingga kalian begitu kikir dan mencintaiku dengan berlebihan. Pliiis,… biarkan aku pergi mengabdi kepada Negaraku…

” Pliss… “

” Plisss… “

” Pliiiissss… !!! “

Tertanda Delima…. Perkenalkan nama gaulku ” nggopek “



Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/2010/06/16/surat-delima-untuk-bapak-presiden-dan-rakyat-indonesia-yang-menggemparkan-seluruh-bangsa/

Share

Related Post

Copyright 2011 Looking News - Template by Kautau Dot Com