Ternyata Langit Begitu Padatnya dengan Asteroid

Share

Video Menakjubkan Padatnya Asteroid di Langit. Pada 30 tahun lalu, kita hanya tahu keberadaan 8.954. Tak hanya Bumi yang makin dipadati miliaran manusia, tapi juga tata surya kita. Bedanya, langit makin dipadati asteroid. Peta menarik penuh warna mendokumentasikan pertumbuhan asteroid selama 30 tahun mengilustrasikan bagaimana kita sebaiknya makin waspada dengan asteroid yang terbang dekat dengan Bumi, sebagai hasil peningkatan kecanggihan teleskop.

Tak hanya gambar, sebuah video juga merekam penemuan asteroid baru lebih dari tiga dekade, juga grafik peta yang menunjukkan makin padatnya asteroid di tata surya kita. Peta dan video tersebut dibuat oleh astronom Inggris, Scott Manley. Klip video itu berdurasi tiga menit, di mana satu detik setara dengan penampakan asteroid selama dua bulan. Klip dimulai dengan taburan debu putih di sekitar tepi planet.

undefined

Cluttered: This image shows the number of asteroids in the solar system currently (2010)


Crowded: The final image in 2010 shows a vast amount of asteroids within our solar system

Tahun berganti tahun, dengan makin canggihnya teleskop yang ada, juga eksperimen dan metode deteksi yang mutakhir, taburan debu putih itu menjadi cincin hijau padat — yang menunjukkan bertambah padatnya sabuk asteroid karena makin banyaknya asteroid atau ‘planet minor’ yang ditemukan.

Yang mengkhawatirkan, titik-titik merah menunjukkan asteroid-asteroid yang terbang melayang di dalam orbit Bumi. Cuplikan video bahkan menunjukkan, beberapa di antaranya terlihat dalam jarak yang membahayakan Bumi. Warna terakhir lingkaran asteroid dalam video tersebut mengindikasikan, betapa dekat asteroid-asteroid menuju tata surya.

Manley menciptakan peta ini dari tahun 1980-2010 yang menggambarkan setiap asteroid yang terlacak teleskop. Tiga puluh tahun lalu, kita hanya tahu ada sekitar 8.954 asteroid di tata surya kita. Saat ini, kita telah menemukan berkali lipat, jumlahnya diperkirakan 530.091 asteroid yang menyatu menyerupai ‘mata’ berwarna hijau.

undefined

1998: The white sprinkling of asteroids starts to become a dense green ring


Not quite so busy: The density of asteroids was lower in 2000

Manley, mantan mahasiswa riset di Armagh Observatory, Irlandia Utara mengatakan, citra yang dibuatnya menggunakan orbit asteroid yang diketahui untuk menunjukkan keberadaan asteroid dari hari ke hari. “Sama seperti kita mencari tahu di mana letak Bumi, Mars, dan Venus, kita bisa melakukan hal yang sama untuk mencari tahu lokasi apapun yang mengorbit Matahari. “

“Aku membuat peta ini tiap hari selama 30 tahun — ada sekitar 11.000 gambar. Lalu aku menggabungkannya dalam bentuk video,” kata Manley. Asteroid yang ukurannya lebih kecil dari planet juga mengorbit Matahari. Ukuran mereka, yang besar, berkisar dari puluhan meter sampai yang terbesar yang telah diketahui 950 kilometer yakni Asteroid Ceres.

Ada juga asteroid kecil, dengan diameter 5-10 meter sering nyelonong masuk Bumi, namun kebanyakan meledak di atmosfer. Sementara, asteroid yang lebih besar, sekitar 1 km menabrak Bumi sekitar 500.000 tahun sekali. Tapi walaupun beberapa asteroid pada tampilan peta Manley jaraknya sangat dekat dan berbahaya dengan Bumi — itu bukan berarti akan menubruk Bumi. Gambar itu nampak sangat dekat karena skalanya besar.


Virtually empty: This image shows the known asteroids in 1980. 11,000 images in total were used in the video


Collision: A meteor crater 2.4 miles in circumference and more than 550ft deep in Arizona, America

“Satu pixel di dalam layar bisa berjarak 1 juta kilometer. Bahkan, jika sebuah asteroid muncul tepat di atas Bumi, jaraknya bisa sampai sejuta kilometer. Itu bisa dua kali lipat jarak Bumi ke Bulan.




Share

Related Post

Copyright 2011 Looking News - Template by Kautau Dot Com